MENDORONG PERUBAHAN DI TINGKAT KOMUNITAS MELALUI PENULISAN BERITA/ARTIKEL DAN FOTO

Masih dalam rangkaian implementasi Program INKLUSI serta dalam upaya peningkatan kapasitas mitra daerah, Yayasan BaKTI melaksanakan pelatihan penulisan berita/artikel dan fotografi yang diadakan di Kabupaten Lombok Timur pada 29-30 September 2022. Kegiatan ini juga dimaksudkan agar mitra daerah memiliki kemampuan untuk mempublikasikan berbagai praktik cerdas/praktik baik yang terjadi pada setiap individu, organisasi, maupun komunitas. Sehingga cerita-cerita perubahan itu memiliki gaung yang lebih luas dan dapat direplikasi di tempat yang berbeda.

Kedua kapasitas tersebut dibutuhkan mitra daerah, baik untuk kepentingan publikasi media sosial, media mainstream, maupun untuk penulisan praktik baik/praktik cerdas untuk dokumentasi, publikasi, dan replikasi. Peserta dalam kegiatan pelatihan itu berasal dari staf Lombok Research Center (LRC) yang merupakan mitra daerah Yayasan BaKTI di Kabupaten Lombok Timur dalam implementasi program INKLUSI serta perwakilan dari Kelompok Konstituen (KK) yang terdapat di 15 desa lokasi dampingan program INKLUSI.

Materi hari pertama adalah teknik fotografi dan penulisan caption/keterangan pada foto yang disampaikan oleh Ahmad Subaidi dari Kantor Berita Nasional ANTARA, Mataram. Pemberian materi pada hari pertama ini dimaksudkan agar para peserta memahami teknik pengambilan foto yang baik dan menghasilkan pesan yang utuh. Untuk itu, pemberian caption atau keterangan dalam foto harus tetap memperhatikan unsur 5W + 1H.

Selanjutnya pada hari kedua disampaikan materi mengenai teknik penulisan berita, press release, dan konferensi pers yang disampaikan oleh Ita Masita Ibnu, selaku Communication Officer Yayasan BaKTI. Dalam materi teknik penulisan berita, beliau menjelaskan bagaimana menulis berita yang sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. “Sebaiknya dalam menulis berita harus memperhatikan unsur 5W + 1H, agar tulisan/berita yang disampaikan informasinya utuh, faktual, dan aktual” jelasnya.

Berita yang baik harus memuat informasi yang aktual dan faktual dan memiliki kebenaran untuk menghindari munculnya fitnah dalam penulisan berita. Untuk itu, Prinsip 5W+1H (What, Who, When, Why, Where, dan How) yang merupakan kaidah dalam dunia jurnalistik harus masuk dalam sebuah karya jurnalistik atau berita. Kaidah penulisan ini dimaksudkan agar pembaca mengerti atau mengetahui apa sebenarnya yang ada dalam tulisan. Kaidah 5W+1H dimaksudkan untuk memberikan penjelasan pada pembaca yang akan menjadi sorotan dalam tulisan secara keseluruhan nantinya.

“Seringkali inisiatif bagus atau praktik baik/praktik cerdas yang dilakukan atau yang terjadi pada setiap individu, organisasi, maupun komunitas terhenti pada satu titik dan tidak dikenal secara luas hanya karena tidak dikisahkan dengan menarik. Oleh karena itu, diperlukan suatu media untuk dapat menampung berbagai inisiatif atau praktik baik/praktik cerdas tersebut dimana, salah satu media yang dapat digunakan adalah melalui tulisan” demikian yang disampaikan oleh M. Taufan Hidayat dari Yayasan BaKTI pada hari terakhir.

Untuk itu, diharapkan setelah mengikuti pelatihan para peserta mampu melihat perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya, kemudian dituangkan dalam bentuk ide atau gagasan serta merumuskannya dalam bahasa yang sederhana tanpa harus kehilangan makna terutama terhadap berbagai persoalan-persoalan yang terkait dengan kelompok-kelompok rentan/marjinal serta inklusi sosial.

Semua peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan menulis berita/artikel dan fotografi pada hari itu, karena sebagian besar peserta menganggap pelatihan yang mereka ikuti merupakan suatu pengetahuan yang memiliki dampak positif bagi peningkatan kemampuan para peserta dalam upaya mendorong perubahan di tingkat komunitas yang menjadi tujuan dari implementasi program INKLUSI di Kabupaten Lombok Timur.
 
Penulis: Herman Rakha / Peneliti LRC