Kolaborasi Multi Pihak Untuk Produk Kebijakan Yang Berkualitas

Herman Rakha
 
Produk kebijakan yang berkualitas, terutama dalam konteks mencapai perubahan sosial yang diharapkan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Untuk itu, dalam prosesnya tentunya harus melibatkan berbagai pihak pemangku kepentingan serta harus didukung oleh berbagai kajian didalamnya. Hal ini untuk menghindari suatu produk kebijakan yang hanya berdasarkan atas upaya coba-coba ataupun suatu kebiasaan semata dimana, semua hal tersebut belum dapat dipastikan tingkat keberhasilannya.

Di dalam perkembangannya, suatu perumusan kebijakan saat ini telah menggunakan pendekatan yang harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan utama, diantaranya adalah pemerintah, akademisi, sektor swasta, masyarakat, dan media. Pendekatan ini lebih dikenal dengan pendekatan kolaborasi Pentahelix, yaitu suatu pendekatan kolaborasi yang lebih menekankan pada kerja sama diantara pemangku kepentingan tersebut dalam upaya mencapai tujuan bersama.

Pengetahuan terkait dengan kolaborasi Pentahelix tersebut menjadi salah satu dari materi yang diberikan atau disampaikan dalam pelatihan Mobilizing Support Change the Game Academy dukungan yang diadakan oleh Yayasan SATUNAMA yang telah dilaksanakan pada 21-29 Agustus 2023 yang lalu di Yogyakarta. Terdapat delapan lembaga yang mengikuti pelatihan tersebut, yaitu Lombok Research Center (LRC), Bali Bersih Foundation, Yayasan KOLEWA, YASAP Tarus, Gasira, LombokCare, ISCO, dan dari Yayasan SATUNAMA.

Kegiatan pelatihan itu difasilitasi para fasilitator yang berpengalaman terkait dengan mobilizing support (mobilisasi dukungan) seperti, Saut Sinaga, Iin Mendah, dan Yohana Maitimu. Dalam materi kolaborasi Pentahelix tersebut, Iin Mendah sebagai fasilitator menyampaikan pentingnya meningkatkan kualitas produk kebijakan dimana, pendekatan kolaborasi Pentahelix ini akan memberikan suatu perspektif yang lebih luas dan komprehensif dalam penyusunan suatu produk kebijakan. Hal inii karena pelibatan berbagai pemangku kepentingan di dalamnya yang akan berdampak pada beragamnya masukan ataupun usulan serta saran yang berbasis pada suatu pengalaman dan pengetahuan masing-masing pihak tersebut.

Selain itu, peserta yang berasal dari berbagai lembaga dengan berbagai konsentrasi program juga diberikan pemahaman bagaimana pentingnya suatu organisasi masyarakat sipil dalam membangun berbagai dukungan publik terhadap suatu perencanaan produk kebijakan, terutama meningkatkan partisipasi dari berbagai lapisan masyarakat agar produk kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Melalui pendekatan kolaborasi tersebut juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari implementasi produk kebijakan tersebut karena memiliki sumber daya dan keahlian yang berbeda-beda.

Sebagai salah satu peserta yang menjadi bagian dari pelatihan Mobilizing Support Change the Game Academy tersebut, Lombok Research Center (LRC) memandang bahwa materi kolaborasi Pentahelix yang terdapat program pelatihan yang dilaksanakan oleh Yayasan SATUNAMA tersebut juga sejalan dengan visi LRC yaitu mendorong kebijakan berbasis pengetahuan. Dimana, suatu produk kebijakan yang dihasilkan haruslah berkualitas sehingga dapat menjadi suatu instrumen atau alat untuk mengukur capaian-capaian tujuan pembangunan yang dilaksanakan dan yang paling penting adalah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mewujudkan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut maka, tentunya harus didukung oleh pelibatan dan partisipasi semua pihak untuk secara bersama-sama merumuskan suatu kebijakan dengan berdasarkan pada pengalaman dan keahlian masing-masing.

Lombok Research Center (LRC) juga memandang bahwa pelatihan Mobilizing Support Change the Game Academy yang diadakan oleh Yayasan SATUNAMA dapat memperkaya perspektif peserta yang berasal dari berbagai lembaga atau organisasi masyarakat sipil terkait dengan perkembangan dunia pemberdayaan yang sering dilakukan oleh lembaga atau organisasi yang menjadi peserta dalam pelatihan tersebut. Untuk melakukan kerja-kerja yang berorientasi pada output kebijakan yang berkualitas, saat ini peran organisasi masyarakat sipil/Non Government Organization (NGO) harus menempatkan posisi sebagai mitra pembangunan bagi pemerintah sehingga, kolaborasi dengan berbagai stakeholders dalam mendukung upaya-upaya kebijakan yang berkualitas sangat dibutuhkan.
 
Peran Para Pihak Dalam Pentahelix
Konsep Pentahelix ini pertama kali diperkenalkan oleh Henry Etzkowitz dan Loet Leydesdorff pada tahun 1995. Mereka berpendapat bahwa kolaborasi antara lima unsur tersebut akan menghasilkan inovasi yang lebih cepat dan berkelanjutan. Sebagai salah satu upaya untuk menghasilkan produk kebijakan yang berdampak terhadap perubahan sosial maka, perlu dilakukan secara bersama-sama atau melibatkan banyak pihak. Dimana,  mekanisme kolaborasi yang dapat dilakukan salah satunya adalah melalui kolaborasi Pentahelix. Perubahan sosial tidak bisa dilakukan sendirian. Mengubah keadaaan harus dilakukan bersama-sama dengan banyak pihak. Hanya kolaborasi yang memungkinkan suatu masyarakat untuk dapat terus maju dan berkembang.

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam pentahelix. Pemerintah berperan sebagai regulator, fasilitator, dan koordinator. Sebagai regulator, pemerintah menetapkan kebijakan dan peraturan yang mendukung inovasi. Sebagai fasilitator, pemerintah menyediakan dana, infrastruktur, dan insentif untuk mendorong inovasi. Sebagai koordinator, pemerintah memobilisasi dan mengintegrasikan sumber daya dari berbagai pemangku kepentingan.

Akademisi memiliki peran yang penting dalam pentahelix. Akademisi berperan sebagai peneliti, pengembang, dan perekayasa. Akademisi juga berperan sebagai sumber pengetahuan dan informasi. Dengan penelitian dan pengembangan yang mereka lakukan, akademisi dapat memberikan solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.
Bisnis memiliki peran yang penting dalam pentahelix. Bisnis berperan sebagai investor, pengembang, dan pemasar. Bisnis juga berperan sebagai pengguna dan konsumen dari hasil inovasi. Dengan investasi dan pengembangan yang mereka lakukan, bisnis dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Komunitas memiliki peran yang penting dalam pentahelix. Komunitas berperan sebagai pengguna, konsumen, dan pemangku kepentingan. Komunitas juga berperan sebagai sumber daya dan mitra bagi para pemangku kepentingan lainnya. Dengan keterlibatan mereka, komunitas dapat memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Media memiliki peran yang penting dalam pentahelix. Media berperan sebagai pemantau, perantara, dan pemangku kepentingan. Media juga berperan sebagai sumber informasi dan edukasi bagi masyarakat. Dengan pemberitaan yang mereka lakukan, media dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya inovasi dan peran mereka dalam mendukung inovasi.

Keberhasilan pentahelix ditentukan oleh keterlibatan dan sinergi yang kuat dari para pemangku kepentingan. Setiap pemangku kepentingan harus memiliki peran dan fungsi yang jelas, dan mereka harus saling berkolaborasi dan berkoordinasi untuk mencapai tujuan yang sama. Pentahelix telah terbukti dapat menghasilkan inovasi yang lebih cepat dan berkelanjutan. Inovasi yang dihasilkan juga lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat. Meskipun pentahelix memiliki banyak manfaat, ada juga beberapa tantangan yang harus dihadapi.

Tantangan tersebut antara lain; (1) Kurangnya koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan; (2) Perbedaan visi dan misi antar pemangku kepentingan; (3) Kurangnya sumber daya; dan (4) Ketidakpercayaan antar pemangku kepentingan. Meskipun ada tantangan, pentahelix tetap menjadi konsep yang penting untuk mendorong inovasi dan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, pentahelix dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
 
Lombok Research Center dan Implementasi Pentahelix
Lombok Research Center dalam setiap kerja-kerja programnya selalu menekankan jati diri lembaga yang menjadi salah satu mitra pembangunan bagi pemerintah. Untuk itu, melalui pelatihan Mobilizing Support Change the Game Academy yang dilaksanakan oleh Yayasan SATUNAMA lebih kepada mempertegas hal tersebut, yaitu pada upaya-upaya membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama dalam melakukan perubahan sosial yang lebih baik.

Sehingga dalam perjalanannya dalam melakukan berbagai upaya-upaya mempengaruhi kebijakan, Lombok Research Center selalu menggunakan pendekatan kolaboratif untuk menghasilkan solusi yang lebih komprehensif dan efektif tentunya. Salah satu contohnya adalah ketika LRC menjalankan program pemberdayaan dimana, selain untuk meningkatkan kapasitas dan peran masyarakat, program-program pemberdayaan yang dilakukan juga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi. Lombok Research Center telah melakukan kolaborasi dengan akademisi yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, seperti dari Universitas Mataram, Universitas Gunung Rinjani, dan berbagai perguruan tinggi lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Sebagai salah satu daerah sentra pertanian di NTB, sektor perekonomian Kabupaten Lombok Timur masih didominasi oleh sektor pertanian sebagai kontributor terbesar. Baadan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian Lombok Timur pada 2022 mencapai 26,87 persen. Namun, kontribusi sektor ini setiap tahun terus mengalami penurunan dimana, dua tahun sebelumnya sektor ini menyumbang 27,89 persen (2020) dan 27,44 persen (2021). Ditambahlag dengan tingkat kemiskinan yang masih tinggi, yaitu dari 1,3 juta jiwa lebih penduduknya, masih terdapat 15,14 persen diantaranya masuk dalam kategori miskin.

Atas dasar itu maka, LRC berkolaborasi akademisi dari Universitas Mataram (Fakultas Pertanian) untuk melakukan kajian terkait dengan peningkatan nilai tambah sektor pertanian Lombok Timur sebagai salah satu upaya memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah serta solusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pihak akademisi melakukan kajian-kajian terkait dengan identifikasi produk pertanian Lombok Timur yang memiliki keunggulan, baik secara kuantitas, pasar, dan nilai jual yang kemudian akan dikembangkan lebih maksimal. Sementara itu, Lombok Research Center bertugas mencarikan pasar bagi produk unggulan tersebut melalui pelibatan para pelaku usaha akomodasi pariwisata yang ada di NTB. Upaya ini juga dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepastian harga serta akses pasar yang jelas dan berkelanjutan bagi produk pertanian unggulan Kabupaten Lombok Timur.

Selanjutnya pemerintah daerah yang dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Lombok Timur didorong untuk mengeluarkan kebijakan terkait dengan kemudahan bagi petani dalam mengakses pinjaman modal dengan cara memaksimalkan peran BUMD keuangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga diharuskan membuat regulasi terkait dengan perlindungan terhadap produk unggulan pertanian Lombok Timur dengan cara “mewajibkan” setiap ASN membeli produk-produk pertanian lokal.

Begitupun terhadap upaya-upaya mempromosikan produk-produk unggulan tersebut, Lombok Research Center bekerja sama dengan jaringan media yang dimiliki untuk lebih memberikan ruang bagi pemberitaan maupun mengkampanyekan produk-produk unggulan pertanian Lombok Timur agar lebih dikenal secara lebih luas lagi. Termasuk didalamnya adalah informasi-informasi terkait tentang budidaya pertanian modern yang sesuai dalam konteks lokal Lombok Timur.

Adapun kolaborasi ini telah berjalan selama 3 tahun dan telah banyak memberikan manfaat bagi para petani khususnya dan masyarakat Lombok Timur pada umumnya. Hampi semua produk pertanian unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Lombok Timur saat ini telah terserap oleh pelaku usaha akomodasi pariwisata di NTB. Bahkan, tidak hanya itu pulau Sumatera, pulau Kalimantan, DKI, Bali telah menjadi pasar bagi produk-produk pertanian unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Lombok Timur.