“Kelompok Konstituen adalah salah satu organisasi komunitas yang dibentuk dalam Program INKLUSI BaKTI. Kelompok ini diharapkan mampu untuk menghimpun berbagai permasalahan yang ada di tengah-tengah komunitas atau masyarakat, terutama permasalahan yang terkait ddengan pemenuhan hak-hak layanan dasar dan layananan perlindungan sosial. Hal ini disampaikan oleh Baiq Titis Yulianty, dalam kegiatan pembentukan dan penguatan kelompok konstituen yang diadakan di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur pada 29 Agustus 2022.
Masih dalam kesempatan yang sama, sebagai koordinator program Lombok Research Center (LRC) untuk pelaksanaan Program INKLUSI BaKTI Baiq Titis Yulianty juga menyampaikan bahwa program ini merupakan program yang cukup lama, sehingga tahapan-tahapan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kondisi lokal. Untuk yang pertama yaitu pembentukan Kelompok konstituen (KK) sebagai ujung tombak program nantinya di tingkat Desa. Kelompok Komunitas ini akan menjadi penyambung harapan masyarakat rentan nantinya ke pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Selain dihadiri oleh segenap aparatur pemerintahan desa, kegiatan pembentukan dan penguatan kelompok konstituen di Desa Kotaraja juga dihadiri oleh kader posyandu, anggota PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, perempuan dan perwakilan penyandang disabilitas.
Sekretaris Desa Kotara, Lalu Efendi Oktober yang mewakili Kepala Desa pada saat itu juga menyampaikan rasa terima kasihnya karena Desa Kotaraja menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Program INKLUSI di Kabupaten Lombok Timur. Harapannya dengan implementasi Program INKLUSI akan semakin mendekatkan Desa Kotaraja menjadi salah satu desa inklusi di Kabupaten Lombok Timur. Selain itu, pemerintah desa Kotaraja juga mengharapkan organisasi komunitas ini menjadi ujung tombak pembangunan di Desa Kotaraja dan menjadi agen perubahan bagi masyarakat untuk menuju Desa Kotaraja yang inklusif.
Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) melanjutkan dukungan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia, yang membangun lebih lanjut kemajuan di bidang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, inklusi sosial, serta penguatan masyarakat sipil. Dukungan ini termasuk pengalaman, pembelajaran, dan replikasi dalam pembangunan berbasis masyarakat, penguatan masyarakat sipil, pemberdayaan perempuan, dan program pembangunan inklusif – melalui program yang baru berakhir, yaitu MAMPU dan Peduli. INKLUSI juga membangun lebih lanjut kerja-kerja OMS (Organisasi Masyarakat Sipil) dan gerakan sosial di Indonesia, termasuk gerakan perempuan, yang telah berjalan puluhan tahun untuk memajukan Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI).
Program INKLUSI adalah program kemitraan Australia-Indonesia yang mendukung prioritas kebijakan bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia. Program ini diselaraskan dengan Pilar Pertama dalam Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Australia, dan Rencana Aksi terkait, yang berkomitmen pada kerja sama untuk “mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan, mempromosikan kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan inklusif-disabilitas; Pilar Stabilitas dalam Rencana Pembangunan Tanggap COVID-19 Australia-Indonesia; dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN IV 2020-2024) Pemerintah Indonesia.
INKLUSI mendukung agenda RPJMN untuk “meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia”, dan secara spesifik mendukung kebijakan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan serta arah kebijakan Inklusi Sosial yang tertuang dalam RPJMN. INKLUSI juga mendukung komitmen Pemerintah Indonesia pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan seruan “Tidak ada satu pun yang tertinggal” dalam pembangunan, dan pada saat yang sama menangani dampak pandemi COVID-19, termasuk dampak sosial ekonomi yang tidak proporsional terhadap perempuan dan kelompok masyarakat yang terpinggirkan serta potensi ancaman terhadap ruang masyarakat sipil.
Dalam pelaksanaan program tersebut, Yayasan BaKTI sebagai salah satu mitra nasional INKLUSI bermitra dengan Yayasan Lombok Research Center (LRC) sebagai Mitra Daerah akan berfokus pada penghapusan kekerasan yang didasarkan pada kondisi kekerasan terhadap perempuan yang masih tinggi dan pelayanan yang masih sulit diakses oleh kelompok miskin, marginal dan disabilitas karena jarak, sarana dan prasarana dan pemahaman masyarakat tentang kekerasan itu sendiri. Sarana dan prasarana yang responsif gender, ramah anak, dan inklusi menjadi faktor utama aksesibilitas terhadap layanan. Pada program INKLUSI, Yayasan BaKTI Bersama Lombok Research Center (LRC) sebagai Mitra Daerah akan mengatasi permasalahan melalui pemberdayaan ekonomi perempuan miskin dan marginal, yang menjadi penyebab terjadinya KtP (Kekerasan terhadap Perempuan), salah satunya akibat kondisi kemiskinan dan ekonomi, khusus di masa pandemi COVID-19 dimana angka kemiskinan semakin meningkat. (*HR)
