Media sebagai Penggerak Kesadaran Iklim: Lombok Research Center Perkuat Kapasitas Jurnalis untuk Pembangunan Inklusif

Di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim yang kian nyata, peran media tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi, tetapi juga menjadi jembatan penting dalam membentuk persepsi publik, menumbuhkan empati, dan mendorong aksi nyata di tingkat lokal. Kesadaran inilah yang melatarbelakangi Lombok Research Center (LRC) menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Media dan Jurnalis: “Perubahan Iklim dalam Perspektif Media untuk Mendukung Pembangunan Inklusif” pada Sabtu (4/10) di Classic Coffee, Lombok Timur.
 
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 jurnalis dari berbagai media lokal di Lombok Timur, dan merupakan bagian dari implementasi Program INKLUSI yang berfokus pada pembangunan berbasis kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial.
 
Membangun Perspektif Kritis Jurnalis terhadap Isu Iklim
Pelatihan ini bertujuan membekali jurnalis agar mampu membaca data, mengolah informasi iklim secara cermat, dan menyajikannya dengan pendekatan yang mudah dipahami masyarakat. Pendekatan ini dinilai penting untuk menumbuhkan empati serta mendorong partisipasi publik dalam mitigasi perubahan iklim.
 
Menurut Fathul Rakhman, praktisi media sekaligus narasumber dalam kegiatan ini, jurnalis memiliki peran strategis dalam membentuk persepsi publik terhadap isu lingkungan.
 
“Kita selama ini jarang menulis tentang bagaimana masyarakat melakukan upaya mitigasi perubahan iklim. Padahal, dengan memberikan konteks lokal, pesan yang kita sampaikan akan lebih dekat dengan masyarakat dan mendorong mereka untuk berpartisipasi,” ujarnya.
 
Ia menekankan bahwa komunikasi perubahan iklim tidak bisa hanya mengandalkan data atau istilah teknis, tetapi membutuhkan narasi yang hidup, disertai visual dan deskripsi yang mengaitkan isu global dengan pengalaman sehari-hari masyarakat.
 
Validitas Informasi, Kunci Kepercayaan Publik
Sementara itu, Dr. Maharani, peneliti dari Lombok Research Center, menyoroti pentingnya validitas dan relevansi informasi dalam pemberitaan perubahan iklim. Ia menilai bahwa kemudahan akses terhadap media digital membuat penyebaran informasi berlangsung sangat cepat, namun sekaligus membuka peluang bagi maraknya kesalahan informasi.
 
“Kecepatan penyebaran informasi membuat media menjadi alat yang sangat efektif untuk berbagai tujuan. Namun efektivitas itu hanya akan berarti jika media menjadi corong informasi yang valid dan menyajikan realitas secara objektif,” tegasnya.
 
Lebih jauh, Dr. Maharani mengingatkan bahwa media perlu memiliki dorongan internal untuk mengangkat isu perubahan iklim secara konsisten. Meski isu ini sering kali dianggap rumit dan tidak populer secara ekonomi, konsistensi media dalam mengangkatnya akan menciptakan kesadaran publik jangka panjang.

Penguatan Kapasitas Media dan Jurnalis: “Perubahan Iklim dalam Perspektif Media untuk Mendukung Pembangunan Inklusif” pada Sabtu (4/10) di Classic Coffee, Lombok Timur.

Kolaborasi Multi Pihak sebagai Strategi Utama
Di sisi lain, tantangan utama dalam peliputan isu iklim adalah kompleksitas dan kebutuhan sumber daya yang besar. Produksi konten mendalam tentang perubahan iklim membutuhkan riset, waktu, dan biaya. Namun, dengan membangun kolaborasi multipihak antara media, akademisi, lembaga riset, dan pemerintah, proses penyebaran informasi akan menjadi lebih kuat dan luas.
 
“Perubahan iklim adalah isu bersama. Media tidak bisa bekerja sendirian. Perlu dukungan dari banyak pihak agar pesan yang disampaikan benar-benar sampai dan berdampak,” tambah Dr. Maharani.
 
Media sebagai Kekuatan Penggerak Kebijakan Publik
Dalam kesempatan yang sama, Rusliadi, Ketua Forum Media dan Jurnalis Lombok Timur sekaligus moderator kegiatan, menegaskan bahwa media memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi opini publik bahkan arah kebijakan pemerintah.
 
“Media punya pengaruh besar. Teman-teman jurnalis bisa menciptakan narasi yang menggiring opini publik dan mendorong perubahan kebijakan pemerintah,” ujarnya.
 
Menurutnya, memperkuat kapasitas jurnalis dan menjaga independensi media merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa media tetap menjadi saluran utama informasi publik yang kredibel, sekaligus mitra kritis pemerintah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan inklusif.
 
Menuju Ekosistem Media yang Peduli Iklim
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal terbentuknya jaringan jurnalis yang peduli terhadap isu perubahan iklim di Lombok Timur. Dengan memperkuat kemampuan analisis data, pemahaman konteks lokal, dan keterampilan bercerita, media dapat memainkan peran sentral dalam membangun kesadaran kolektif menghadapi tantangan iklim global.
 
Sebagaimana visi Lombok Research Center, media yang inklusif, informatif, dan berbasis bukti akan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan bagi semua.