Untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, salah satu upaya yang penting untuk terus didorong dan ditingkatkan adalah melalui pemberdayaan ekonomi bagi kelompok masyarakat rentan. Dimana kelompok masyarakat rentan seperti, perempuan, lansia, masyarakat miskin, penyandang disabilitas, serta masyarakat marjinal lainnya seringkali kesulitan untuk dapat mengakses peluang-peluang ekonomi yang layak.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain disebabkan oleh adanya stigma dan diskriminasi, keterbatasan akses ke sumber daya, kondisi sosial yang tidak menguntungkan, dan kurangnya perlindungan dan kebijakan yang mendukung. Program INKLUSI yang merupakan Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif berupaya untuk memastikan tidak ada satupun yang tertinggal dalam pembangunan, termasuk didalamnya adalah untuk memperoleh manfaat dari pembangunan di bidang ekonomi. Dalam konteks itu, Lombok Research Center (LRC) sebagai mitra dari Yayasan BaKTI melalui dukungan Program INKLUSI telah menyelenggarakan kegiatan penguatan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di 11 dari 15 desa dampingannya di Kabupaten Lombok Timur.
Kegiatan serupa telah dilaksanakan tahun 2024 yang menyasar empat desa dampingan. Kegiatan yang mengambil tema “Pemetaan dan Asesmen Kapasitas dan Potensi Kelompok Rentan serta Sumber Daya Lokal” dilaksanakan pada Rabu, 23 April 2025 di Aula lesehan Rasbani 2, Selong, Kabupaten Lombok Timur. Adapun peserta yang diundang adalah perwakilan dari 11 pemerintah desa serta 11 perwakilan Kelompok Konstituen (KK) dari divisi usaha.
“Ke depan, LRC akan memfasilitasi asesmen dan pemetaan UMKM untuk mendorong kontribusi produk mereka pada pembangunan desa. Partisipasi aktif kita sangat diharapkan dalam mengembangkan potensi usaha di desa“, imbuh Suherman, direktur LRC dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut.
Baiq Titis selaku Koordinator Program LRC-INKLUSI menjelaskan bahwa UMKM terpilih akan menerima pendampingan komprehensif meliputi aspek pembukuan, manajemen usaha, pengurusan legalitas, dan pengembangan produk.
“Asesmen yang telah kami lakukan hari ini akan dilanjutkan pada pekan mendatang. Kami menargetkan setiap desa telah menentukan UMKM yang akan didampingi“, ujarnya. Lebih lanjut, Baiq Titis menegaskan bahwa bentuk pendampingan yang diberikan tidak berupa bantuan permodalan.
“Fokus kami adalah meningkatkan kapasitas UMKM dari sisi pembukuan, manajemen, perizinan usaha, pengendalian kualitas (quality control), hingga pengembangan produk agar usaha mereka lebih berdaya saing“, sambungnya.

Menggali Potensi dan Merajut Sumber Daya Lokal untuk Pemberdayaan Kelompok Rentan
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Lombok Research Center (LRC) tersebut bertujuan agar pemerintah desa dalam melakukan menjalankan program pemberdayaan, khususnya di sektor ekonomi yang diperuntukkan bagi kelompok rentan terlebih dahulu dapat dilakukan melalui tahapan pemetaan yang komprehensif terlebih dahulu. Proses ini tidak hanya sekadar mengidentifikasi keberadaan kelompok rentan, namun lebih jauh lagi, menggali potensi unik yang mereka miliki. Keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman yang seringkali terabaikan menjadi aset berharga yang perlu diinventarisasi dan dikembangkan. Di sisi lain, analisis mendalam terhadap sumber daya lokal, mencakup kekayaan alam, kapasitas sumber daya manusia, jaringan sosial yang ada, hingga potensi ekonomi wilayah, menjadi fondasi penting. Dengan memahami secara utuh baik potensi internal kelompok rentan maupun kekayaan eksternal lingkungan sekitar, peserta diharapkan dapat merajut sinergi yang kuat. Pemanfaatan sumber daya lokal yang tepat dan terarah dapat menjadi katalisator bagi pengembangan potensi kelompok rentan, menciptakan peluang usaha, meningkatkan kemandirian ekonomi, dan memperkuat integrasi sosial mereka dalam komunitas.
Memperkuat Asesmen sebagai Pilar Perencanaan Intervensi yang Efektif
Tujuan berikutnya adalah keberhasilan intervensi pemberdayaan sangat bergantung pada akurasi dan kedalaman pemahaman terhadap kondisi kelompok rentan. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan divisi unit usaha yang terdapat di struktur Kelompok Konstituen (KK) dalam melakukan asesmen menjadi sebuah keniscayaan. Proses asesmen yang holistik dan partisipatif melampaui sekadar pengumpulan data demografis. Dengan asesmen yang komprehensif, peserta dapat menghindari pendekatan yang pukul rata dan menghasilkan perencanaan program yang lebih terarah, efektif, dan berkelanjutan.
Membuka Akses ke Berbagai Sumber Daya untuk Kemandirian Berusaha
Terakhir, tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi kelompok rentan dan penyandang disabilitas, diperlukan upaya proaktif dalam mengidentifikasi dan membuka akses ke berbagai sumber daya usaha. Keterbatasan modal seringkali menjadi kendala utama, sehingga eksplorasi sumber pendanaan di luar yang sudah ada menjadi krusial. Ini melibatkan penjajakan peluang kerjasama dengan lembaga keuangan mikro yang memiliki skema inklusif, memanfaatkan program-program pemerintah yang berpihak pada kelompok rentan, membangun sinergi dengan organisasi non-pemerintah yang memiliki fokus serupa, menjalin kemitraan dengan sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, hingga memanfaatkan platform daring untuk memperluas jangkauan pasar dan modal. Dalam proses ini, penting untuk mempertimbangkan aksesibilitas informasi, persyaratan yang relevan, dan kesesuaian sumber daya dengan kebutuhan spesifik serta karakteristik unik dari kelompok rentan dan penyandang disabilitas, sehingga peluang usaha yang tercipta dapat tumbuh dan berkelanjutan.