Puncak perayaan Hari Anak Nasional (HAN) tingkat Kabupaten Lombok Timur berlangsung meriah pada Minggu, 3 Agustus 2025 di Taman Selong. Acara ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD), Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), hingga komunitas masyarakat. Acara puncak Hari Anak Nasional 2025 tingkat Kabupaten Lombok Timur dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Timur H. Moh. Edwin Hadiwijaya, Sekda Drs. H. Muhammad Juaini Taofik, M.AP., Kepala Dinas P3AKB Lombok Timur, H. Ahmat A, S.Kep, M.M, dan beberapa kepala OPD lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
Lombok Research Center (LRC) melalui dukungan Program INKLUSI-BaKTI menjadi bagian dari pelaksanaan acara tersebut dimana, Pemda Lombok Timur menginisiasi perayaan peringatan Hari Anak Nasional 2025 dilaksanakan dengan melibatkan berbagai mitra pembangunan, khususnya bagi mitra yang selama ini fokus pada program-program pemberdayaan dan perlindungan anak.
Mengambil moment acara tersebut, LRC berkesempatan untuk membuka stan kampanye terkait dengan pencegahan dan perlindungan anak dari kekerasan. Selain itu, LRC juga melakukan penggalangan dana untuk mendukung Kelompok belajar Benteng Selatan yang merupakan suatu komunitas anak-anak kreatif. Komunitas anak ini terbentuk pada Maret 2023 lalu dan saat ini memiliki jumlah anggota komunitas sebanyak 180 anak. Adapun keberadaan Kelompok Belajar Benteng Selatan ini diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain seperti sosialisasi, penyediaan perpustakaan, permainan edukatif, dan pelatihan seni. Tujuannya adalah memberikan ruang bagi anak-anak untuk tumbuh, belajar, dan mengembangkan potensi mereka secara positif.

Inisiatif pembentukan kelompok ini tak lepas dari keprihatinan atas masih maraknya praktik perkawinan anak di Dusun Benteng Selatan, Desa Lendang Nangka. Komunitas ini diharapkan menjadi wadah kreatif sekaligus media aspirasi bagi anak-anak agar terhindar dari praktik yang merugikan masa depan mereka.
Direktur LRC, Suherman, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan salah satu fokus utama LRC, termasuk dalam program besar mereka yaitu Program INKLUSI.
“Desa Lendang Nangka masih menjadi desa dampingan LRC dalam Program INKLUSI. Kehadiran komunitas anak ini tentu menjadi langkah maju dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan perlindungan anak,” ujar Suherman saat ditemui di lokasi kegiatan.
Dukungan juga datang dari pemerintah desa. Kepala wilayah Dusun Benteng Selatan, Sapardi, menyambut baik keterlibatan LRC dalam pendirian komunitas anak. Ia menilai, inisiatif ini sangat relevan untuk memberikan ruang aktualisasi bagi anak-anak serta mendorong mereka fokus pada pendidikan dan masa depan.
“Kerja sama ini sangat kami apresiasi. Dengan adanya komunitas ini, aktivitas anak-anak menjadi lebih terarah dan mudah dikontrol oleh masyarakat,” tutur Sapardi saat ditemui sehari sebelum perayaan HAN.

Penggalangan dana yang dilakukan LRC mendapat respons positif dari masyarakat. Banyak pengunjung yang turut berdonasi dalam bentuk buku bacaan, uang tunai, dan perlengkapan sekolah. Semua donasi akan disalurkan langsung untuk menunjang kegiatan Kelompok Belajar Benteng Selatan.
Salah satu donatur buku, M. Azin Rahman, yang juga Ketua Komunitas Literasi Bejorak, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah nyata yang diambil LRC. Ia menyebut, pendekatan komunitas seperti ini lebih berdampak karena melibatkan masyarakat secara langsung.
“Langkah ini sangat menarik. Biasanya pencegahan perkawinan anak hanya dilakukan melalui sosialisasi di sekolah. Tapi LRC membentuk komunitasnya langsung di tengah masyarakat. Ini patut kita dukung bersama,” kata Azin.
Dengan kolaborasi lintas sektor—mulai dari pemerintah, masyarakat, pemuda, hingga komunitas—diharapkan Kelompok Belajar Benteng Selatan mampu berkembang dan menjadi model dalam upaya pencegahan perkawinan anak serta mencetak generasi masa depan yang berkualitas.

