Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) adalah satu dari upaya penghapusan diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok rentan dan minoritas demi pembangunan yang inklusif. Program INKLUSI akan diimplementasi di Indonesia oleh delapan mitra nasional hingga tahun 2028. Yayasan BaKTI sebagai salah satu mitra nasional Program INKLUSI, akan berfokus pada penghapusan kekerasan yang didasarkan pada kondisi kekerasan terhadap perempuan, pemenuhan hak disabilitas, dan kelompok rentan dan marjinal. Dalam acara peluncuran Program INKLUSI – Yayasan BaKTI di Hotel Melia Makassar pada 10 Juni 2022, Konsul-Jenderal Australia Brownwyn Robbins menyampaikan harapannya agar program ini dapat berkontribusi pada tujuan pembangunan yang lebih luas.
Enam mitra Yayasan BaKTI dalam menjalankan program INKLUSI adalah Yayasan Lembaga Pengkajian Pengembangan Ekonomi dan Masyarakat (YLP2EM) Parepare, Yayasan Eran Sangbure Mayang (YESMa) Tana Toraja, Rumah Generasi Ambon, Rumpun Perempuan Sulawesi Tenggara (RPS) Kendari, Yayasan Ume Daya Nusantara (UDN) Kupang, dan Lombok Research Center (LRC) Lombok Timur.Program ini juga melanjutkan kerja pemerintah, organisasi masyarakat sipil (OMS) dan gerakan sosial di Indonesia, termasuk gerakan perempuan untuk memajukan kesetaraan gender, pemenuhan hak penyandang disabilitas, dan inklusi sosial.
Dalam pelaksanaan program, Yayasan BaKTI dan mitra lokal di masing-masing wilayah, akan membangun kemitraan dan kerjasama dengan empat stakeholder kunci, yaitu DPRD, OPD terkait, media massa melalui Forum Media, dan kelompok masyarakat marginal dan rentan dan disabilitas melalui kelompok konstituen pada tingkat desa atau kelurahan. Peluncuran Program INKLUSI Yayasan BaKTI dihadiri dan dibuka oleh Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan Andi Darmawan Bintang.
Acara ini juga dihadiri oleh Team Leader INKLUSI-Cowater Erin Anderson dan perwakilan dari enam mitra Yayasan BaKTI.
Perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok minoritas lainnya adalah kelompok-kelompok yang harus dirangkul dan menjadi subyek dalam pembangunan. Pembangunan yang inklusif dan masyarakat yang inklusif adalah menempatkan semua manusia sebagai manusia dan memanusiakan manusia.