Perempuan Pejuang Ekonomi di Lombok Timur: Refleksi Peringatan Kampanye #16HAKTP Tahun 2024

Kekerasan Terhadap Perempuan” pada Selasa, 10 Desember 2024. Acara yang berlangsung di Classic Coffee, Sikur, Lombok Timur ini menggabungkan talkshow dan peluncuran buku “Perempuan Pejuang Ekonomi”. Aksi kolektif ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, kelompok masyarakat, dan pelaku usaha perempuan. Penjabat Bupati Lombok Timur, H. M. Juaini Taofik, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencegah dan mengatasi kekerasan terhadap perempuan, terutama di tengah budaya patriarki yang masih kuat.
 
“Meskipun telah ada sejumlah regulasi, tanpa adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, upaya kita untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan tidak akan optimal,” tegas Kak Tuan Ofik (panggilan akrab Pj. Bupati Lombok Timur).
 
Dalam talkshow, Dr. Maharani, penulis buku “Perempuan Pejuang Ekonomi”, menyoroti kontribusi besar perempuan dalam perekonomian Lombok Timur. Data menunjukkan bahwa 54% dari 73.000 UMKM di Lombok Timur dikelola oleh perempuan, banyak di antaranya merupakan lansia dan kepala keluarga. Namun, dukungan pemerintah terhadap sektor UMKM, terutama yang dikelola perempuan, masih sangat terbatas.
 
“Sangat disayangkan anggaran untuk UMKM di Lombok Timur sangat kecil. Padahal, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian daerah,” ungkap Dr. Maharani.
 
Senada dengan Dr. Maharani, Sri Yani dari Dinas Perindustrian Lombok Timur mengakui bahwa kendala utama UMKM di daerah ini adalah kurangnya literasi kewirausahaan. Meskipun pemerintah telah memberikan berbagai bantuan, seperti subsidi dan pembinaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia masih menjadi tantangan.
 

Peringatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP) yang dirangkaikan dengan peluncuran sekaligus bedah buku “Perempuan Pejuang Ekonomi” di Classic Coffee, Sikur Lombok Timur pada Selasa (10/12/2024)

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur, H. Ahmat A, memaparkan upaya yang telah dilakukan untuk memberdayakan perempuan, seperti menyelenggarakan sekolah perempuan dan memberikan pelatihan keterampilan. Namun, ia mengakui bahwa cakupan program masih terbatas dan perlu ditingkatkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.  
 
Suherman, Direktur Lombok Research Center (LRC) mengungkapkan harapannya bahwa melalui acara Peringatan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan akan menumbuhkan komitmen bersama dari semua pihak dalam upaya mewujudkan Lombok Timur yang adil dan sejahtera bagi perempuan.
 
“Melalui aksi nyata dan kolaborasi yang erat, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perempuan untuk mencapai potensi maksimalnya. Harapannya, semangat perjuangan perempuan pejuang ekonomi di Lombok Timur dapat menginspirasi perempuan lainnya di seluruh Indonesia.” ujar Direktur LRC.
 
Untuk mendorong pertumbuhan UMKM yang dikelola perempuan di Lombok Timur, perlu dilakukan beberapa langkah strategis. Pertama, pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk program-program pemberdayaan UMKM, termasuk pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan. Kedua, perlu dibangun infrastruktur yang mendukung pengembangan UMKM, seperti pusat pelatihan, inkubator bisnis, dan pasar yang terintegrasi. Ketiga, perlu dilakukan promosi produk-produk UMKM perempuan melalui berbagai platform, baik online maupun offline.